Senja itu, setelah aktivitas snorkeling seharian di Soft Coral Pulau Pramuka, akhirnya kapal kami merapat ke restoran apung di sana. Tujuannya adalah melihat penangkaran ikan-ikan predator dan menikmati sunset, dan makan malam kalau tidak keberatan dengan harganya. Karena jiwa saya yang maunya gratisan, bersama dengan awak kapal, kami berjalan keliling jetty dan battery penahan ombak hingga ke kolam bandeng laut. Tujuannya mencari tambahan lauk untuk rencana bakar ikan di homestay, tentunya dengan gratis namun tidak mencuri.
That evening, after a full day snorkeling in Soft Coral Garden Pramuka Island, our boat stopped by a floating restaurant. There are a pool contains predator fish and a good view to enjoy sunset, and also the dinner served if you don't mind with their price. As an opportunistic person, so I went around the jetty and batteries with boat skipper, looking for anything free that edible and can add our menu for tonight barbeque at the home-stay
|
Soft coral Pramuka |
|
Restoran Apung Nusa Resto // Floating restaurant Nusa Resto |
Tidak terlalu lama berjalan kami melihat sosok ikan bergerak cepat masuk ke dalam lubang yang tertutup rumput laut. Air jernih sedalam betis tentu membuat ikan ini tidak bisa melarikan diri kemana-mana. Masalahnya, ikan ini sepintas tadi antara ikan kerapu merah, atau ikan lepu (rock fish). Kalau dapat yang kedua ini, ikan itu bakal dilempar ke kolam ikan predator deh.... haha (bercanda kok). Dengan rangkaian tali pancing asal bikin sepanjang 30cm saja, dan umpan daging cumi yang entah dapat dari mana, dengan penuh harap kami menunggu umpan itu dimakan. Dan ajaibnya, hore!, langsung dimakan..haha. ini ikan kelaparan atau doyan? Akhirnya seekor kerapu merah seukuran telapak tangan menambah koleksi lauk kami untuk malam nanti.
Not took so long when we saw a fish swimming fast and hiding inside a hole on the sandy shallow seabed. I don't know sure what I saw, it might be a red grouper or the poisonous rock fish. If I got the last fish, I will throw it to the predator fish pool (just kidding). The boat skipper started to set up a fishing line from the line available around the jetty, and a bait of squid piece that I don't know where he found it. Then we began fishing. Amazingly, in a matter of seconds, it hooked up. It might be very hungry or just addicted to the squid piece. At last a palm sized red grouper landed
|
Teman-teman perjalanan // My travelling group |
Karena perut sudah kerucukan, harus dibuat rencana darurat untuk makan nih. Atas petuah teman saya yang agak aneh namun masuk akal, yang katanya jangan membawa dompet ke atas kapal, daripada basah dan tidak ada warung juga di tengah laut, akhirnya kami hanya bisa menelan ludah mencium bau tumisan dari restoran itu. Ikan kerapu yang masih menggelepar-gelepar di ujung tali pancing ini kalau dibuat sashimi pun tidak cukup, karena anatomi kerapu berkepala besar dibandingkan badannya.
I was actually very starving that time and tell the boat skipper to make emergency plan to eat. I regret for listening my crazy friend's advice that he said don't bring money to the sea, because it might be wet and no shop or restaurant in the middle of the sea. I thought he was right and now I just want to hit him on his face. I shall be satisfied with a tempting aroma of food that was came from the restaurant kitchen. This red grouper we captured before was too small to be eaten as sashimi
|
Ikan kerapu merah seukuran dijual di sekitar sini // The same red groupers are sold here |
Akhirnya si awak kapal mencetuskan ide untuk memakan si bulbab alias bulu babi alias landak laut yang berserakan di sekitar jetty. Halal ngga? Kan Babi? Beracun ngga? Enak ngga? Bulu babi atau landak laut, dalam bahasa inggris disebut sea urchin, rupanya sudah menjadi bahan makanan di negara-negara barat dan indo-pasifik termasuk Jepang pada umumnya. Dalam masakan barat, disebut sea urchin roe, sedangkan dalam masakan Jepang disebut uni. Binatang laut yang terkenal memiliki duri-duri beracun ini, sebenarnya masih satu keluarga dengan bintang laut yang notabene adalah hama terumbu karang. Bagian yang bisa dimakan adalah telurnya. Telurnya ini mirip dengan telur ikan di bahan masakan Jepang yang biasa disebut tamago. Namun harga telur bulu babi hampir setara dengan telur ikan salmon alias kaviar kw2 (fyi kw1 dari ikan sturgeon). Biasanya dijadikan topping sushi jika di Jepang, dan bahan kuah pasta jika di Eropa. Artinya bulu babi laku dijual segar maupun dimasak terlebih dahulu.
At last, the boat skipper told us to eat sea urchin that was a lot of them around the jetty. How it tastes? Are they poisonous? Sea urchin was indeed a food that popularly served in European style restaurant and Japanese restaurant. In European menu, it was called sea urchin roe and in Japanese menu, it was called uni. This poison-spiky animal actually came from the same family with starfish. The edible part is their egg that lies in their five hard shell. In Japanese, this egg is similar with fish egg that called tamago. Their price in Japanese food is equal with Salmon egg, which is a second grade of caviar. The first grade of caviar came from Sturgeon fish. It usually used as sushi topping and pasta sauce in European food. The conclusion is, sea urchin egg has economic value if sold raw or cooked
|
Bulu babi yang sudah dibuka // cracked sea urchin |
Cara mengolahnya, dengan hati-hati agar tidak tertusuk, bulu babi diangkat ke darat, lalu duri-durinya dirontokkan menggunakan batang kayu. Bulu babi seperti bola bercangkang rapuh di tengahnya, jadi harus dipukul hati-hati. Setelah aman dari durinya, temukan posisi mulutnya, lalu pukul-pukul dari samping agar cangkang retak. Saat dibuka, semua organ di tengahnya dibuang menyisakan buntalan-buntalan kuning orange berisi telur di kelima rongga di sekeliling tubuhnya. Ya, seperti keluarganya, bintang laut, sebenarnya tubuhnya memiliki 5 rongga.
To get their egg, carefully remove their spikes using a wooden stick or anything gard you can find. Then, find its mouth and crack their shell from sideways very carefully. If done properly, it will be opened as you open the egg shell. Discard all the organ in the middle and just take yellowish pack of egg at the five cavities on their inner shell. They has five cavities as the starfish does
|
Telur bulu babi // Sea Urchin Roe |
Keluarkan secara hati-hati buntalan telurnya bersihkan dari sisa-sisa pecahan cangkang dan duri, lalu cuci dengan air bersih (bukan air laut). Rasanya amis dan asin, namun meninggalkan rasa manis di mulut. Namun kalau dimasak, mungkin saja bisa menjadi olahan seafood yang menambah cita rasa nusantara. Seperti telur ikan pada umumnya, telur bulu babi banyak mengandung omega 3, protein, kalsium, dan sayangnya kolesterol. Sayang sekali tidak ada pengusaha di Pulau Seribu yang tertarik pada peluang bisnis ini.
Carefully took the egg pack and clean them from any remaining spikes fragment, shell fragments, then wash them with fresh water (not sea water). It tastes fishy and salty at the beginning, but it will leave a sweet sensation afterward. Just like tasting a fresh oyster. It contains nutrition like Omega 3, calcium, and unfortunately cholesterol. Too bad no local people here take advantage of this animal as a business commodity