Seminggu di Derawan Part 3 : Terkepung Manta di Sangalaki


Manta ray di spot Manta Parade Sangalaki
 
Pagi itu niat kami mengabadikan matahari terbit dari lautan di depan kamar penginapan kami akhirnya batal. Hujan disertai petir menghalangi pemandangan matahari terbit, serta mungkin saja rencana kami hopping islands hari ini. Awan hitam pekat disertai petir berkilat-kilat di arah lautan dimana kami akan menuju. Namun dengan bujukan dari pemilik kapal (Pak Feri) kalau ada tanda-tanda cerah begitu kami sampai, akhirnya tepat jam 9 kami berangkat ke Sangalaki dan Kakaban.

Logo di depan speedboat kami, milik Pak Feri

Di perjalanan terlihat cuaca mulai membaik, meskipun mendung menutupi. Namun rezeki tidak kemana-mana. Kami dikelilingi Manta. Manta yang biasa (punggung hitam, bagian bawah putih), Manta yang seluruh badannya hitam (seperti pesawat siluman pembom B-117 Spirit), serta Manta yang memiliki corak seperti tengkorak putih di punggungnya yang hitam. 

Jumlah Manta Ray sangat banyak disini
Ikan pelagis ikut mencari makan di laut yang sangat kaya Plankton dan Krill saat itu


Saat itu sedang feeding frenzy, permukaan laut dipenuhi krill dan plankton, serta baby ubur-ubur mungkin, karena sangat gatal jika terkena kulit. Penggunaan rushguard atau wetsuit full body sangat direkomendasikan. Mereka semua rupanya makanan ikan-ikan pelagis termasuk Manta. Beberapa kali ikan putih, bonito, serta ikan pelagis lainnya membentuk rombongan (schooling) dan mengelilingi kami. Lalu juga Manta yang datang dari dasar lalu menyergap plankton dengan melawan arus laut dan membuka mulutnya lebar-lebar.
  
Sirip punggung Manta jika dekat permukaan air mirip seperti hiu
 
Strategi agar Manta mendatangi kita adalah dengan tenang mengapung mengikuti arus laut, jangan repot-repot mengejar Manta karena dia akan berenang menjauh dan kita tidak akan sanggup mengejar dia yang berenang melawan arus. Sangat percuma dan membuang2 tenaga. Kalau bisa diving, menyelam dan berpegangan pada sesuatu di dasar laut juga merupakan strategi yang baik. Namun dengan cara itu, kontak terhadap Manta sulit terjadi. Saya "ditampar" oleh manta di punggung tangan kiri saya ketika saya sedang asyik mengambil foto manta satu lagi di sebelah kanan badan saya. Kulitnya kasar seperti amplas namun agak licin berlendir gitu deh. Saya tidak sengaja menyentuhnya ya, dia yang menyentuh saya, catat! hehe.
  
Burung Kingfisher biru-putih di Pulau Sangalaki

Selanjutnya kami memutuskan mengujungi Pulau Sangalaki untuk makan siang. Saya mengusulkan untuk mengunjungi coral garden karena kunjungan tahun 2012 lalu sangat indah. Namun usulan saya ditolak dan disepakati untuk lebih banyak di Dinding Koral Pulau Kakaban. Disana sudah tidak ada lagi NGO seperti WWF dan Berau Turtle, hanya ada BKSDA. Penyu yang baru menetas akan dilepaskan pada malam harinya, tidak dibesarkan dulu seperti di Pulau Pramuka. Juga terdapat burung-burung yang berkicau bersahut-sahutan.

Tukik atau Bayi Penyu yang akan dilepaskan malam harinya