Pada trip backpacker kali ini, berawal dari ide seorang backpacker cewek di grup backpacker ke Sawarna untuk melakukan petualangan panjang Papuma, Ijen, Baluran, yang akhirnya Papuma dibatalkan karena kondisi cuaca, sehingga menjadi Sempu, Ijen, dan Baluran. Pulau Sempu menjadi tujuan pertama perjalanan ini, karena paling dekat dari stasiun Malang. Dari Jakarta kami berangkat menggunakan KA. Matarmaja kelas ekonomi, perjalanan melelahkan selama hampir 18 Jam sudah dilewati dengan duduk di kursi kereta yang keras. Saya tidak bisa tidur selama di perjalanan karena para penjual makanan dan minuman selalu menawarkan jualannya di dalam kereta yang penuh. Seorang backpacker asal Wonogiri mengatur penyewaan minibus ELF yang akan kami pakai dalam perjalanan ini. ELF tersebut parkir di depan Stasiun Kota Malang Baru, dan tidak menunggu lama sejak kereta tiba di Malang, kami langsung naik ke ELF dan menuju Pantai Sendang Biru.
In this backpacker trip, it was started by the idea from female backpacker from previous group to Sawarna to do the long trip to Papuma, Ijen, and Baluran, which then Papuma was cancelled due to weather condition, so the trip destination was changed to Sempu, Ijen, and Baluran. Sempu island will be our first destination because it was the closest distance amongst other destination from Malang Kota Baru train station. We got here using Matarmaja train economy class, an exhausting journey on train for about 18 hours sitting on the hard passenger's seat. I couldn't barely sleep at all, because of the food and drink seller offering their goods inside the crowded train. A backpacker from Wonogiri organize our transportation along the trip, which was minibus ELF. The ELF was parked in front of Malang Kota Baru train station's exit. Without any delay, we directly get in on the ELF and went straight to Sendang Biru beach.
Laguna Segara Anakan di Pulau Sempu // Segara Anakan Lagoon in Sempu Island |
Kami sampai di Sendang Biru pada tengah siang hari. Sebagian dari kami langsung mencari kapal nelayan yang biasa mengantarkan wisatawan menyebrang ke Pulau Sempu. Sebagian lainnya pergi untuk Shalat Jumat dan menyiapkan Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (SIMAKSI). Setelah selesai istirahat, sholat, dan makan siang, kami melanjutkan perjalanan menyebrang ke Pulau Sempu. Kami tidak membawa tenda karena kami merencanakan perjalanan pulang pergi. Tidak seperti pada tahun 2011 dimana saya dan beberapa rekan backpacker Sawarna memutuskan untuk menginap di Pulau Sempu dan tragisnya, kami terkepung badai dan gelombang tinggi sehingga kami terpaksa evakuasi ke daerah tinggi di Pulau Sempu pada tengah malam hari. Pada perjalanan ini, kami sudah melakukan perjanjian dengan pemilik kapal untuk menjemput kami sore nanti.
We arrived at noon at Sendang Biru. Some of us went searching fisherman's boat that usually picking up tourist to Sempu Island. Some others went for friday praying and then getting entrance permit into conservation area (SIMAKSI). After resting, praying, and taking our lunch, we continue our journey to Sempu Island. We didn't prepare to camp there overnight because we were planning return trip at Sempu. Unlike in 2011 where me and my fellow backpacker from Sawarna group decided to camp overnight at Sempu island which it turned to tragic evacuation in the midnight because of storm and huge waves. This time, we already made agreement with the boat owner to picked us at the afternoon.
Tujuan target kami di Pulau Sempu adalah laguna-nya yang terletak di bagian paling selatan di Pulau ini. Laguna itu dinamakan Segara Anakan, nama yang sama dengan danau vulkanik di Gunung Rinjani. Untuk menuju kesana, diperlukan trekking selama 1.5 jam menyusuri bukit-bukit karang dan tanah lempung yang licin bila hujan. Waktu tempuh tersebut standar, diasumsikan istirahat secukupnya dan kondisi jalanan kering. Danau atau laguna tersebut akan terlihat indah saat hari cerah. Padahal pulau ini masuk kategori hutan lindung, namun tetap saja ada yang melakukan kemping dengan tidak mengindahkan peraturan di SIMAKSI, yaitu tidak merambah kayu-kayu untuk api unggun serta membawa kembali sampah ke Sendang Biru. Dengan mudahnya kami menemukan sampah disana dan beberapa tenda yang sudah didirikan beserta tumpukan kayu untuk api unggun. Ya sudahlah, akhirnya kami tiba di pasir pantai Laguna dan menikmati pemandangan. Saya dan sebagian lainnya mencoba untuk memanjat tebing tertinggi di sisi tembok pulau Sempu yang menghalau gelombang tinggi dari Samudera Hindia. Setelah menikmati pemandangan dari atas, kami bersiap-siap untuk kembali ke Sendang Biru.
The target destination at Sempu Island is its lagoon at the most southern part of this island. It named Segara Anakan Lagoon, the same name with the volcanic lake at Rinjani Mount. To get there, 1.5 hours trekking is required through sharp coral rocks and clay soil those very slippery if wet. The standard trekking duration of 1.5 hours will be attained if took enough rest and the track is not wet. The lake or the lagoon will be beautifully sighted in the clear weather. Although this Island belongs to conservation area, some irresponsible visitor camped here by violating the rules written on SIMAKSI, which notably are the ban of taking the branches for campfire and the rule to bring the garbage back to Sendang Biru. Well, we can't do nothing about it, so we enjoy the view of the lagoon at the sandy beach. Me and some others tried to climb the rocky hill at the outer side of Laguna wall, which separate the lagoon with the fierce waves from Indian Oceans. After we finished enjoying the sight from above, we prepare to return to Sendang Biru.
Pemandangan dari atas tebing // The view on top the cliff |
Pemandangan tebing ke arah laut // The cliff view to the Oceans |
Sisi dinding terluar yang berbatasan dengan Samudra Hindia // The outer side of the wall that directly aside with Indian Oceans |
Tips : Jangan lupa membawa buah-buahan kesini karena akan sangat membantu dalam mengobati rasa haus dan memulihkan tenaga setelah trekking, terutama jika akan pergi bolak-balik.
Tips : Don't forget to bring some fruits here because it will help to re-hydration and recuperate the energy spent on trekking, moreover if the trip is round trip.
Apel Malang sangat cocok untuk dibawa sebagai bekal // Malang Apple is very suitable for the energy snack |