Pantai Pasir Perawan Pulau Pari

Sambil curhat di sosmed mengenai kebosanan malam minggu nanti yang tidak ada acara, tiba-tiba teman traveller dari Backpacker Sawarna menghubungi saya dan mengajak trip dadakan ke Pulau Pari. Rencananya kami tidak akan menginap, karena untuk bisa mendapatkan rumah sewa di Pulau Pari, harus booking beberapa hari sebelumnya dan bersaing dengan agen perjalanan yang sudah menjadi mitranya. Untuk menghabiskan malam, rencananya kami akan membawa tikar aluminium dan tenda lalu tidur di bawah bintang-bintang. Untuk makan malam, kami akan memasak sendiri dan kalau bisa membeli ikan di nelayan, maka ikan bakar menjadi lauk makan malam. Setelah berhasil mengajak dua orang lainnya, akhirnya kami memutuskan jadi berangkat.
In a chat on social media, I tell to the forum that I will be free on Saturday night and will join any hangout invitation. Suddenly my traveler friend from Sawarna Backpacker contacted me and tell her idea to do spontaneous trip to Pari Island. We planned to spend the night in a tent and sleeping under the stars. We didn't do planning to rent a homestay because it requires booking in advance and moreover we are less prioritized than travel agents as their partner. For dinner, we planned to buy fresh fish caught by local fishermen for barbeque. Then after we get two more persons, we decided that the trip will be commenced.
Untuk menuju kesini juga terdapat pesawat amfibi // Alternative way to get here is using seaplane
Selamat datang di Pulau Pari // Welcome to Pari Island

Kami berkumpul di Muara Angke pada Sabtu pagi, dimana saya paling duluan sampai lalu disusul teman traveler saya dan kedua teman lainnya. Tadinya mereka berencana membeli ikan di Pasar Angke, namun tidak jadi, dan kembali ke rencana semula. Setelah semua berkumpul, lalu kami naik ke kapal penyebrangan ke Pulau Seribu. Kapal ini seperti bus sehingga melayani beberapa Pulau sekaligus di Pulau Seribu. Saat itu urutannya adalah Pulau Pramuka - Pulau Pari - Pulau Tidung. Saat mendarat di Pulau Pari, kami bingung apa yang akan kami lakukan. Sambil ngobrol-ngobrol di warung kopi dekat dermaga, Pulau Pari terbagi atas dua sisi, ujung satunya merupakan dermaga LIPI (pulau ini memang pulau riset burung-burung oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), sedangkan ujung satunya adalah Pantai Pasir Perawan. Setelah berembuk akhirnya kami sepakat ke Pantai Pasir Perawan saja.
We gathered at Muara Angke in Saturday morning, where I was the first one arrived there, then my friend came a few of much minutes later. They came late because they was tempted to buy fish at Angke market, but because it was expensive, we return to our plan. After all member completed, we boarded the boat to Thousand Islands. This boat was just like a bus that serve some islands without regulated route. That time, the sequence was Pramuka Island, Pari Island, then Tidung Island. Once we arrived at Pari Island, we had no idea what to do. Then we decided to take coffee at stalls nearby the dock, then the seller said this Island had two major destination, one side is LIPI beach (this island is a research island for birds, researched by National Science Board/LIPI), and another is Pasir Perawan Beach. After we took vote, we agreed to go to Pasir Perawan Beach.
Penunjuk arah menuju Pantai Pasir Perawan // The direction to Pasir Perawan Beach
Tipikal perairan di sekitar Pulau Pari // Typical water around Pari Island
Kita bisa menyewa kano disini // We can rent canoe here
Bagan ikan nelayan // Fish farming of local fishermen
  
Di pantai, kami melihat banyak fasilitas tersedia, yaitu kano, voli pantai, pondokan, snorkeling, dll. Lalu kami memilih untuk melakukan snorkeling dan berkano di perairan sekitar. Perairan didominasi oleh bakau dan pasir, sangat sedikit koral disini. Juga terdapat bahaya ikan pari (sesuai nama pulaunya). Di sore hari, saya berjalan mengelilingi kampung nelayan untuk mencari ikan. Kami kurang beruntung karena ikan-ikan konsumsi sudah habis diborong oleh acara perusahaan pada hari yang sama. Tapi nelayan tersebut menawarkan ikan koral kecil yang ditangkap anaknya yang masih kecil sambil bermain. Harganya sangat murah, jadi kami menerima tawaran tersebut lalu mencari penjual ikan bakar/warung untuk dititipkan. Tiba-tiba cuaca tampak seperti akan hujan pada malam harinya, sehingga kami menanyakan pada penjual ikan bakar apakah ada kamar/rumah yang disewakan. Kami beruntung karena si penjual ikan bakar/warung memiliki saudara yang rumahnya dititipkan padanya dan dia menawarkan pada kami untuk menyewa rumahnya itu dengan harga murah. Kami tidak menyangka ternyata rumah yang dimaksud adalah benar-benar rumah tinggal dengan fasilitas lengkap, tidak seperti kamar/rumah sewaan yang banyak terdapat di pulau ini. Jadi saat itu kami akhirnya mendapat homestay, dapat makan malam, semua tanpa agen perjalanan dan dibuat dengan dadakan. Kami beruntung kan?
At the beach, we saw so many facilities available. There were canoes, beach volleyball, beach huts, snorkeling, etc. Then we choose to snorkeling and canoeing at nearby water. The water here mainly sandy mangrove with the caution of stingray (that's why this island called Pari Island). At afternoon, I walk around the fisherman's village to find any fish. We were unfortunate that time because there was corporate party that buy all of fisherman's fish for that occasion. But then the fisherman offered the little coral fish caught by his little son at nearby water with very low prices. So we took it and find any barbeque stall for help cooking these fish. But the weather seems to be rain in the afternoon, so we were asking the barbeque seller if any rent house/room available. We were lucky that he has a relative that went for work for days and lend his house to us with also reasonable prices. What we didn't expect that it was indeed a house with full furnished unlike the rent room that was offered in this island. So that we at last had room and dinner, without travel agent, spontaneously. Lucky for us right?
Bibit bakau untuk pemulihan ekosistem pulau // Mangrove trees for recovering island ecosystem
Kami mendapat ikan tangkapan anak-anak nelayan // We buy the fish caught by the children here
Pemandangan pantai yang indah sangat cocok untuk latar pemotretan model // The beautiful beach view is very suitable for background of modelling photo session