Pertemuan Secara Tidak Sengaja Dengan Orang Utan Liar

Hari ini seperti hari biasanya di Lapangan. Adanya pekerjaan perbaikan pipa gas tekanan tinggi memberi saya kesempatan untuk melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kerja. Teman saya yang kebetulan ditugaskan untuk hal lain, namun arahnya sama, menuju Bontang. Kebetulan juga pada jadwal tugas saya kali ini, saya membawa kamera DSLR, sekalian untuk dokumentasi pribadi. Jadilah kami berdua dengan supir menuju Bontang melalui jalur offroad inspeksi pipa menggunakan mobil double-cabin  bergardan ganda. Setelah selesai tugas saya di lokasi pekerjaan, giliran saya mengantar teman saya ke arah Bontang. Namun, karena turun hujan gerimis dan jalan menjadi licin, supir mobil kami menurunkan kecepatan sesuai kebijakan perusahaan. Beberapa kilometer dari tugu khatulistiwa (ekuator), pandangan saya yang terus mengamati pepohonan dari jendela mobil dikagetkan dengan adanya benda besar berwarna gelap di atas salah satu pohon. Karena laju mobil yang lambat, mungkin sekitar 10-15 km/jam, saya terus mengamati benda itu sampai saya sadari benda itu bergerak. Spontan saya meminta supir menepikan kendaraan yang kami tumpangi.
That day was usual day in job site. There was high pressure pipeline repair works, so I had to do field visit. My colleague want to join my car because his project is in Bontang, the same direction with mine. And there we went using double cabin, four wheeled drive car to Bontang via inspection road. After finishing my job at repair site, I had to accompany my friend to Bontang. But then the rain came and soil graded road became muddy, so the driver decrease the car's speed. One or two kilometers from equator monument in pipeline road, I saw a big dark brown thing hanging on the tree amongst the trees sideways. Because the car's speed was low enough (approximately 10-15 kph), I observed it thoroughly and wondering what it is. Until I realized that thing move to another trees, spontaneously I asked the driver to stop by

Orang Utan yang saya temui sedang memakan kulit kayu // The Orang Utan I encountered eating wood skin

Saat kendaraan berhenti itulah, jelas terlihat bahwa benda gelap di atas pohon itu adalah orang utan, sang primata asli Kalimantan, Pongo pygmaeus, salah satu dari dua spesies orang utan yang ada di Indonesia. Kerabat dekatnya ada di Sumatra, yaitu Pongo abelii. Orang utan itu jelas berjenis kelamin jantan dilihat dari ukurannya yang raksasa dan bentuk pipinya yang besar. Orang utan itu sedang merobek kulit kayu dan memakannya. Saya ulangi, merobek kulit kayu! Kekuatan orang utan konon sangat besar, setara 10 pria dan bisa mencabut pohon dari akarnya. Namun kekuatan yang besar tidak menjamin keberlangsungan spesiesnya atas ancamannya yang paling besar, kita, manusia. Segera saya siapkan kamera DSLR saya dan lensa telephoto yang kebetulan saya bawa di tas lensa saya. Saya tidak berniat untuk turun dari mobil dan mendekat, karena ada 2 kemungkinan, entah dia akan merasa terganggu dan pergi atau dia akan merasa terancam dan menyerang saya. Lagipula di luar sedang hujan. Jadi segera saya arahkan kamera saya dan mengabadikan foto sang raja hutan Kalimantan ini.
Then that time I knew that big dark brown thing was an Orang Utan, a wild Orang Utan, the native primates in Kalimantan, Pongo pygmaeus its latin name, one of two only Orang Utan species in Indonesia. The other species live in Sumatera, Pongo abelii. That Orang Utan was male, I conclude it from the huge body size and the determined cheek bone. That Orang Utan was tearing off wood skin and eat it. I repeat, tearing off wood skin. Its strength was enormous that scientist believe it was ten times adult men and it capable to pull out the small trees off the ground. But unfortunately, its great strength didn't guarantee its survival against its main predator, us.. human. I immediately prepared my DSLR camera and telephoto lens that I fortunately brought along during this trip. I didn't intended to get closer to it, because there might be two possibilities. Either it threatened and attack me, or it disturbed and escaped away. I didn't want to take any of that risk, so I aim carefully my camera onto it, frame it, and taking pictures of it. Take nothing but pictures
Tugu ekuator di jalur pipeline // The Equator monument on pipeline road