Dalam hitungan jam, saya akan kembali bertugas sebagai pekerja Migas di salah satu KKKS yang beroperasi di Kalimantan Timur. Rutinitas dua mingguan akan saya jalani, dimulai dengan transportasi pergantian kru besok siang di Bandara Sepinggan. Perjalanan selama beberapa hari sebelumnya ke Kepulauan Derawan masih berkesan di ingatan. Rasa perih luka bakar matahari di lengan dan wajah mulai terasa mengganggu. Namun bayangan alam bawah air Kepulauan Derawan adalah yang terbaik menurut saya, meskipun saya belum pernah ke Wakatobi maupun Raja Ampat yang terkenal itu.
In a few hours, I will returned to job site as Oil and Gas staff in one of PSC company operating in East Kalimantan. My routine two-weekly job rhythm was waiting, started with crew-change trip from our dispatcher in Sepinggan Airport Int'l in Balikpapan to Muara Badak. But the memory of traveling experience the days before to Derawan islands is still impressing in my mind. The sunburn at my arms and face start to gave pain, but underwater experience in my mind acted as a painkiller. I must admit underwater marvel in Derawan was the best ever, temporary until I visit Wakatobi or Raja Ampat
Penyu Raksasa Derawan // Derawan Giant Sea Turtle |
Sebelumnya saya pernah mengulas pesona bawah laut Pulau Sangalaki, namun bukan cuma itu, Pulau Derawan juga memiliki keunikan tersendiri. Penyu-penyu yang sudah terbiasa dengan aktivitas penduduk, seolah cuek, hilir mudik di antara kaki-kaki bangunan dan memakan daun pisang yang disuguhkan kepadanya. Di antara cerita kelam mengenai keserakahan sebagian penduduk yang mengeksploitasi telur, daging, dan tempurung mereka, keberadaan mereka disini seolah-olah tidak ada masalah hubungan antara penyu dan penduduk sekitar. Di pulau Derawan sendiri, komoditi jualan dan suvenir dari penyu sendiri hampir saya katakan sulit ditemukan. Kebanyakan adalah kaus, kerang-kerangan, dan boneka penyu. Penyu awetan mungkin ada beberapa, namun saya berpikir positif saja kalau penyu tersebut tidak sengaja mati terjaring saat nelayan menangkap ikan.
I have written the underwater world beauty in Sangalaki, but Derawan has also its unique identity. Giant green sea turtles were integrated with local people's live here. They didn't afraid to human, calmly swimming around the local houses jetty, and eating banana leaves provided by locals. It was bad history of local's interaction with this creature long time ago, when locals exploit the eggs, meat, and carapace. But after this animal became harder to find, they realized that they shall change their habit. They started to conduct rehabilitation and conservation, and now as a result, they have good relationship with sea turtle. They started to believe in locals. At Derawan, I rarely found any souvenir that made from sea turtle's part. Mostly they sell t-shirt, shell handicraft, and dolls. I found one or two preserved sea turtle but I thought it may came from naturally dead sea turtle or accidentally trapped in fisherman's net
Penyu memakan daun pisang // Sea turtle is eating banana leaves |
Untuk berinteraksi dengan penyu di alam bebas, hanya di tempat ini yang saya rasa mudah didekati tanpa memerlukan peralatan selam scuba. Setiap sore semburan air dan desah napas berat si penyu di bawah balkoni kadang mengagetkan kita yang sedang menikmati keindahan sunset disini. Penduduk secara rutin mengapungkan sebilah daun pisang segar untuk dimakan sang penyu. Sedikit tips untuk mengambil gambar penyu di daerah ini, yang pertama adalah cari di sekitar penginapan atau restoran apung yang rutin memberi makan penyu dengan daun pisang. Para penyu pasti berada di sekitar situ. Tinggal mencari bayangan hitam besar di dasar pantai dari atas balkoni atau speed boat. Jika menggunakan speedboat, angkat baling-baling agar tidak berpotensi mengenai si penyu.Tips yang kedua adalah cari penyu berukuran besar yang sering terlihat memakan daun pisang itu, karena dari bobot badannya, gerakannya menjadi lambat, namun cukup merepotkan untuk dikejar. Jangan membuang waktu mendekati penyu ukuran kecil atau sedang, karena kecepatan berenangnya seperti layaknya ikan, sangat cepat.
To have interaction with sea turtle in natural habitat, I conclude that only here the sea turtles was easily approached without sophisticated scuba equipment. Every afternoon, the noise blow when it exhales below balcony will startled us whom standing above. Locals regularly feed them with banana leaves, float them with ropes and waiting the turtles to eat them. To get a good picture of sea turtle in natural habitat, use this opportunity to swim approaching the turtle, and when it finish eating the leaves, it will rest and slowing down. When you didn't met this opportunity, just locate any jetty that regularly used to float the leaves. The turtles will swim near that location in the afternoon. Just circling around with boat to find any dark shadow in sandy sea floor. Raise your propel carefully to minimize the possibility they accidentally hit the turtles. There are many of them, but just chase the big ones, a coffee table size one. Small turtles swim too fast, even if you chase them with boat
Tukik yang baru keluar dari telur // Turtle baby hatched from eggs |
Mengenai Pulau Derawan
Pulau Derawan adalah salah satu pulau di Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur. Merupakan tempat singgah dimana banyak penginapan dan operator kapal untuk tour hopping islands dari yang berkelas hingga yang terjangkau. Selain di Derawan, tempat dengan fasilitas berkelas lainnya lainnya terdapat di Pulau Maratua dan Sangalaki.
About Derawan IslandDerawan Island is main island in Derawan Islands, East/North Kalimantan. It has many guest house with broad range of rate, from backpacker style to deluxe cabanas. It also has many hopping islands tour operator with also broad range of rate. It has diving facilities and turtle conservation. Another island like Maratua and Sangalaki only provide deluxe resort with deluxe facilities.
Menuju Kesana
How to Get ThereSee Sangalaki and Kakaban story in this blog
Penyu raksasa bermanuver cepat // Giant turtle is moving fast |