Suara speed boat yang meraung halus mulai terdengar terbatuk-batuk. Sang juru mudi tampaknya mulai memperlambat laju kapal fiberglass bermesin tempel bahan bakar solar yang kami naiki. Dia terlihat seperti kebingungan mencari sesuatu di bawah laut. Sambil terus bergerak pelan di arus laut yang jelas terlihat deras, dia terus menerus mencari sesuatu, menengok ke kiri dan ke kanan. Lalu dia tiba-tiba berkata pada kami berempat, "Mas, sepertinya Mas-Mas belum beruntung, di sini adalah Manta Point, seharusnya banyak Manta berukuran besar disini". Hampir bersamaan dia selesai mengucapkan kalimat itu, saya yang duduk di sisi kiri kapal yang sedari tadi mengamati dasar laut yang nampaknya didominasi oleh pasir putih, tiba-tiba melihat sekelebat bayangan hitam pekat bergerak cepat di bawah air. Agaknya yang saya lihat adalah Manta kecil atau penyu hijau yang banyak terdapat disini.
The smooth sound of speedboat engine began to knocking. The captain was slowing down this fiberglass boat equipped with latch on diesel engine. He was searching for something underneath the boat while the boat moving slowly, looking at right side and left side repeatedly. Then suddenly he said 'Pak, it seems you are not lucky this time, here is Manta Point, supposedly many big Manta stingray wandering around here'. Alsmost the same time he finish his said, while watching the white sandy sea bed, I saw a dark shadow of something moving fast under the water. I might saw little Manta or little green sea-turtle that many of them lived here.
Ikan bannerfish Sangalaki yang sedang kawin // The Mating Sangalaki bannerfish |
"Ya sudah Mas, kita ke spot snorkeling favorit saya saja". Meskipun agak kecewa, namun seiring kapal bergerak dasar laut yang tadinya kosong hanya pasir dan berarus deras perlahan mulai berwarna gelap. Kapal mulai mencari titik parkir di dekat ujung Jetty yang tidak bisa didekati karena air sedang surut. Masih belum terlihat ada apa di bawah sana karena air masih beriak karena gerakan kapal. Tanpa aba-aba sang juru mudi meraih jangkar dan terjun ke air. Melihat saya yang masih asyik mengamati kemana arah ujung Jetty ini, teman saya yang duduk di depan mengatakan indah sekali terumbu di bawah kami. Setelah kapal tertambat, sang juru mudi naik kembali ke kapal dan meminta kami makan siang dulu sebelum terjun. Setelah makan, kami bersiap memakai peralatan snorkeling, lalu terjun. Apa yang kami lihat sungguh indah. Tidak seperti terumbu karang yang saya lihat selama ini di Jakarta, terumbu karang di sini semuanya hidup. Soft coral dan hard coral tampak rimbun dan ikan-ikan hias berukuran besar bermacam-macam jenis bersliweran dimana-mana tanpa diberi "chumming" atau makanan penarik perhatian ikan yang selama ini dilakukan juru mudi di tempat lain. Dan yang aneh, tampaknya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, karena tidak berenang menjauh ketika kami mendekat, namun tidak mendekati menanti makanan seperti ikan-ikan hias di Pulau Seribu.
OK Pak, lets go to my favorite snorkeling spot" the captain said. Although disappointed, along with the boat move around the island, the white sandy sea bed now become dark. The boat is parked nearby the jetty pillar. The current was in low tide, so we can't land our boat on the island. I can't see clearly what beneath the boat because the water is rippled due to boat movement. Suddenly the captain jump into the sea to placed the anchor and wrapped it on the pillar. I enjoyed the island panorama and curious where this long jetty's end. When the boat successfully parked, the captain returned to the boat and asked us to take our lunch before snorkeling. After lunch, I prepared my snorkeling gear and began snorkeling. What I saw there is beyond my expectation. Unlike the coral/reef in Jakarta bay, in here the corals are alive and colorful. Soft coral and hard coral population was very dense and the colorful fish, small and big fish, wandering around without stimulation of chumming. They were so familiar with human presence, because they were not avoiding us nor approaching us waiting for food
Kekayaan terumbu karang Sangalaki "The Coral Garden" / The dense reef in Sangalaki "The Coral Garden" |
Ya, inilah salah satu titik snorkeling terbaik di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Pulau Sangalaki sudah terkenal sebagai tempat penelitian penyu bahkan terdapat pusat penelitian WWF dan Kehutanan disini. Pulau Sangalaki juga terkenal karena beberapa titik parade Manta raksasa. Beragam jenis ikan yang saya lihat di titik ini mulai dari konvoi bluefin trevally, banner fish, angelfish, berbagai jenis chromish, penyu, bintang laut, teripang, clown fish berbagai warna, scorpion fish, kerapu, pufferfish, boxfish, ikan kakatua, dll. Coralnya pun bermacam-macam, seperti fire coral, anemone, tube/terompet, brain, kima, dll. Tidak terdapat ubur-ubur di sini, tidak seperti di Maratua.
Here is the best snorkeling spot in Derawan Islands, East Kalimantan. Sangalaki Island is well known for green sea-turtle rehabilitation site, even here located WWF office and Indonesian Forestry Ministry field office. Here are also famous with many Giant Manta Parade points. A lot of fish I saw there such as blue-fin trevally, banner fish, angelfish, many variety of chromish, sea turtle, starfish, sea cucumber, clown fish in variety of colors, scorpion fish, grouper, pufferfish, boxfish, parrot fish, etc. There were many variants of corals, like fire fan coral, anemone, tube, brain, giant clampshell, etc. There were no stinging jellyfish here.
Ikan tupai Sangalaki // Sangalaki squirrel fish |
Satu hal yang pasti, adanya koral hidup yang memberi keindahan namun juga menambah bahaya. Penggunaan wetsuit full body sangat dianjurkan karena ketika tersentuh koral api, sakitnya luar biasa. Saya mengetahui hal itu dengan cara yang menyakitkan.
One sure thing is, the presence of coral fish will not only make underwater scenery more colorful also make it dangerous. The use of full body wetsuit is very recommended because once it physically contact our skin, it will sting and produce exaggerating pain. I learned that in hard way.
Mengenai Pulau Sangalaki
Pulau Sangalaki adalah salah satu pulau di Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur. Merupakan tempat konservasi dan observasi internasional dan pemerintah untuk Manta raksasa dan penyu. Jenis penyu yang bertelur di pulau ini kebanyakan penyu hijau dan beberapa penyu sisik. Selain di Sangalaki, tempat observasi lainnya terdapat di Pulau Nabucco.
About Sangalaki IslandSangalaki Island is one of many islands in Derawan. This place is famous with conservation, rehabilitation, and observation for Manta Rays and Sea turtle, especially green sea-turtle and hawksbill sea turtle. The other island that has rehabilitation and conservation unit is Nabucco island.
Menuju Kesana
Perjalanan ke Pulau Sangalaki bisa melalui Berau atau Tarakan.
Dari bandara Tarakan, perjalanan dilanjutkan dengan jalur laut menggunakan speedboat besar selama 3 - 4 jam ke tempat penginapan di Derawan. Dari bandara Berau, perjalanan dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Tanjung Batu selama sekitar 3 jam, lalu menyebrang ke Derawan menggunakan speedboat kecil selama sekitar 30 menit. Dari Derawan, Pulau Sangalaki biasanya bagian dari hopping islands, yaitu Maratua, Kakaban, Sangalaki, Nabucco, Samama, dan pulau-pulau sekitarnya.
How To Get ThereThe starting point may be via Berau or Tarakan. From Juwata Airport in Tarakan, we can continue the journey by using large speedboat (cap. 20-30 persons) approx. 3-4 hours directly to Derawan. Large group may have advantages using this option. For small group, ideally a multiple of 4 persons, may using Berau route. From Kalimarau Airport in Berau or Berau terminal if using inter-province bus, we can continue with travel (car rent include driver) to Tanjung Batu by car (MPV 7 seaters) for approx. 3 hours. Then from Tanjung Batu, we can continue to Derawan by boat-taxi for 30 minutes. From Derawan, Sangalaki island usually a part of hopping island tour to nearby islands around Derawan, like Maratua, Kakaban, Sangalaki, Nabucco, Samama, etc.
See also : Derawan Island and Kakaban Island
Ikan badut Sangalaki merah-putih di Anemon hijau // Sangalaki red-white stripes clown fish in green anemone |